Relevansi Teori Kepribadian Sigmund Freud Dalam Membentuk Karakter Kader PMII di Komisariat Pragaan Masa Khidmat 2022-2023 M
Keywords:
Sigmund Freud, Pembentukan Karakter , KaderisasiAbstract
Penelitian ini mengungkap relevansi teori kepribadian Sigmund Freud dalam pembentukan karakter kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di komisariat Pragaan. Organisasi kemahasiswaan menggunakan metode pembinaan untuk membentuk karakter, pola pikir, dan kemampuan anggota sesuai pedoman yang ditetapkan. Fokus penelitian adalah menggali bagaimana teori Freud, terutama konsep Id, Ego, dan Super Ego, berperan dalam proses kaderisasi. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian meliputi ketua komisariat, ketua satu, alumni, dan majlis pembina. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak semua kader berhasil dibentuk karakternya sepenuhnya karena setiap individu memiliki kepribadian dasar yang sudah ada sebelumnya, sebagaimana teori Freud yang mengakui adanya Id sebagai aspek kepribadian yang primitif. Pembentukan karakter dalam kaderisasi bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai positif dan mengubah perilaku negatif menjadi lebih konstruktif. Upaya ini dilakukan dengan mengoptimalkan muatan-muatan karakter positif melalui penanaman nilai-nilai Islam dan etika berdasarkan nilai budaya Islam. Ego, sebagai bagian dari kepribadian yang termodifikasi oleh pengaruh dari lingkungan eksternal, berperan sebagai penyeimbang antara keinginan primal (Id) dan norma-norma sosial atau moral (Super Ego). Dengan demikian, penelitian ini menyoroti pentingnya teori kepribadian Freud dalam konteks pembentukan karakter kader, dengan fokus pada implementasi nilai-nilai dan pengembangan potensi individu sesuai dengan tujuan organisasi mahasiswa.